Monday, September 23, 2024

Tips Agar Ibu Ikhlas dan Bahagia Menjalani Peran Mulia

Tips Menjadi Ibu yang ikhlas dan bahagia

 

ID.BERBAGIKEBAIKAN.COM- "Jadi ibu rumah tangga (IRT) itu enggak produktif. Enggak menghasilkan uang. Hanya ngabis-ngabisin uang suami." Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan tersebut? Atau, "Ngapain sekolah tinggi-tinggi kalau hanya jadi ibu rumah tangga?"

Begitulah opini umum yang hingga hari ini masih berkembang di tengah masyarakat. Menjadi IRT seakan aib. Kedudukan rendahan. Memalukan. Tak elok dilakukan. Akibatnya, sebagian IRT merasa insecure dan tidak bahagia menjalankan perannya. Ketika ditanya pekerjaan (profesi)nya apa, mereka menjawab, "Saya hanya IRT," atau "Saya IRT saja." Merasa perlu menyertakan kata "hanya" dan "saja." Seolah tak bernilai apa-apa.

Ditambah bila IRT tinggal di lingkungan (situasi) yang tidak kondusif. Minim support system dalam menjalankan peran keseharian. Misalnya, suami kurang peduli dan enggan membantu aktivitas domestik sang istri. Atau keberadaan mertua julid, nirempati, dan terkesan menuntut kesempurnaan sang menantu. Akibatnya, IRT bisa stres, tidak nyaman beraktivitas di rumah, hingga tidak optimal menunaikan amanah yang mulia ini.

 

Buah Feminisme

Diakui atau tidak, berkembangnya opini negatif di atas merupakan buah "perjuangan" para feminis. Berdalih memperjuangkan hak-hak serta nasib perempuan, nyatanya pemikiran mereka justru merusak fitrah kaum hawa.

Berawal dari pandangan feminis bahwa menjadi IRT itu bukan kodrat, tapi bentukan budaya masyarakat patriarkal yaitu masyarakat yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

Mereka memang mengakui dalam aktivitas mengandung, melahirkan, dan menyusui hanya perempuan yang bisa melakukan. Tapi kegiatan seperti memasak, mencuci, menyapu, dan aktivitas domestik lainnya, tak harus perempuan yang menjalani. Laki-laki juga bisa kok, kata mereka.

Termasuk mereka tidak menyepakati pembagian tugas lelaki sebagai qowwam dan perempuan sebagai pihak dipimpin. Pun mereka tidak setuju adanya pembagian tugas lelaki mencari nafkah dan perempuan di rumah mendidik anak serta mengatur rumah tangga. Sekali lagi, karena menurut mereka ini bukan kodrat. Tapi peran yang dibentuk oleh budaya patriarkal.

Kini para feminis mengembangkan konsep bapak rumah tangga. Istri yang bekerja, bapak yang mengurus rumah. Seolah ingin menunjukkan bahwa tuh kan perempuan juga bisa bekerja, jadi pemimpin dalam keluarga, setara dengan pria.

Alih-alih meningkatkan harkat dan martabat perempuan, buah pikir para feminis justru menambah beban. Perempuan dipaksa berperan ganda. Tak lagi hanya sebagai tulang rusuk tapi sebagai tulang punggung keluarga. Mencabut fitrah keperempuanan. Padahal jika fitrah rusak, rusak pulalah sisi hidup terkait lainnya. Contoh; perempuan rentan dieksploitasi baik tenaga maupun tubuhnya, pelecehan seksual terhadap perempuan meningkat, anak-anak kurang terurus hingga banyak kriminalitas remaja, merasa mandiri hingga mudah gugat cerai, dan seterusnya.

Pemikiran dangkal feminisme
Ilustrasi IRT masa kini dituntut berperan ganda di luar rumah mencari nafkah. Foto: ASF/Canvapro

Bukannya mengurangi stres IRT dan membuat perempuan lebih berdaya, pemberdayaan perempuan ala feminis justru menambah masalah bagi perempuan, keluarga, dan generasi. Perempuan bertambah beban hidupnya, kaki penopang keluarga pincang, dan anak-anak kurang didikan serta kasih sayang. Lantas, akan dibawa ke mana arah bangsa ini di masa depan?


Tips ikhlas

Agar IRT tidak stres dan lebih bahagia dalam hidup, solusinya bukan dengan meninggalkan peran domestiknya. Atau dobel peran dengan menyamai kerja lelaki. Tetapi kunci bahagia itu saat seseorang ikhlas menjalani peran dan fungsi kehidupannya.

Dalam Islam, ukuran bahagia itu bukan dari seberapa banyak seseorang memiliki materi; harta, jabatan, kekuasaan. Tapi kebahagiaan adalah saat meraih ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kebahagiaan akan diraih, tatkala seseorang menjalankan kehidupan sesuai perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menjauhi segala larangan-Nya (Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab Nizhamul Islam).

Sebuah syair dalam bahasa Arab menyebutkan, “Wa-lastu araa as-sa’adata jam’u maalin wa-laakin at-tuqaa lahiya as-sa’iidu.” Artinya, kebahagiaan bukanlah mengumpulkan harta benda, tetapi takwa kepada Allah Ta'ala.

Berikut tips agar IRT ikhlas menjalani amanah mulianya;

Pertama, meluruskan niat. Menjalani peran IRT semata-mata ingin mencari ridha-Nya. Bukan ridha manusia. Sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membalas sesuai apa yang dinatkan.

Kedua, memahami tugas ummun wa rabbatul bait sebagai bagian dari ibadah kepada Allah Ta'ala. Dalam kitab Muqaddimah Dustuur terdapat sebuah kaidah: Al Ashlu fil mar'ati annahaa ummun wa rabbatul baiti wa hiya 'irdhun an yushana (hukum asal seorang perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, dialah kehormatan yang wajib dijaga). Menjalaninya sebagai amanah (perintah) dari Allah. Lillah, fillah, billah.

Ketiga, menganggap masalah sebagai ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bersabar dalam menjalani dan mencari solusi. Ujian diberikan bisa jadi untuk menghapus dosa (kesalahan) atau untuk meninggikan derajat sang hamba di mata Rabb-nya.

Keempat, selalu berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ini akan membuat kita tenang. Dalam kondisi apa pun kita berupaya mengambil pelajaran terbaik yang berguna untuk menjalani kehidupan.

Kelima, senantiasa bersyukur. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan karena setiap perkaranya baik. Jika ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesulitan ia bersabar dan itu baik baginya” (HR. Muslim).

Keenam, meningkatkan taqarrub ilallah (mendekatkan diri pada Allah). Dengan cara memperbanyak doa, ibadah sunah dan amal shalih. Inilah kekuatan ruhiyah sebagai modal dasar seorang mukmin menjalani kehidupan, terutama ketika menghadapi masalah atau ujian.

Tips anti stres


Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan oleh IRT untuk merawat keikhlasan dalam menjalankan perannya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan kemudahan bagi para ibu dalam meniti salah satu jalan menuju surga-Nya ini. Aamiin. []

 

Kontributor: Puspita Satyawati (Pemimpin Redaksi Muslimah Inspiratif, Narasumber Kajian Islam)


Wakaf Jariyah untuk Sarana Air Bersih bisa dikirimkan ke https://linktr.ee/id.berbagikebaikan