Sunday, September 22, 2024

Menyiapkan Anak Agar tak Durhaka

Menyiapkan Anak Agar tak Durhaka

 

ID.BERBAIKEBAIKAN.COM- 'Nikmir', 'Lolly', dan 'Loly.' Daftar trending topic X hingga Kamis (19/9/2024) diisi dengan kata-kata tersebut. Mengapa? Ini gegara Nikmir melaporkan pacar putrinya ke polisi dengan tuduhan menghamili dan menyuruh aborsi dua kali. Namun Lolly menolak tuduhan itu bahkan mengaku Nikmir bukan ibunya lagi, karena mereka sudah tak berkomunikasi selama dua tahun.

Perseteruan ibu anak ini memuncak saat Lolly dijemput paksa oleh Nikmir di apartemennya.  Lalu dibawa ke rumah sakit untuk divisum demi memperkuat laporan Nikmir terhadap Vadel terkait kasus dugaan pencabulan anak dan aborsi (inews.id, 19/9/2024).

Miris! Hubungan ibu anak yang harusnya harmonis, justru seperti anjing dengan kucing. Alih-alih saling menyayangi, justru yang hadir rasa benci.  Kisah ini hendaknya jadi muhasabah bagi orang tua terkait pola asuh terhadap anak selama ini. Bila ada anak nakal, bermaksiat, durhaka pada orang tua, lantas bagaimana dengan orang tuanya?

 

Adakah Orang Tua Durhaka?

Siapa yang tak kenal kisah Malin Kundang? Ia adalah ikon anak durhaka. Hingga konon dikutuk menjadi batu oleh ibunya. Bila ada anak durhaka, adakah orang tua durhaka?

Suatu hari, seorang pria mendatangi Khalifah Umar bin Khaththab mengadukan perbuatan durhaka anaknya, "Wahai Amirul Mukminin, anakku telah durhaka padaku." Lalu Umar memanggil anak itu dan menasihati, "Apakah engkau tidak takut Allah dengan durhaka terhadap ayahmu? Penuhilah hak orangtuamu!"

Sang anak bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak juga punya hak atas orang tuanya?” Umar menjawab, “Benar.” Anak itu pun bertanya, “Apakah hak-haknya?” Umar menjelaskan, “Memilih ibu yang baik untuk anak-anaknya, memberikan nama yang baik, dan mengajarkan Al-Qur'an padanya.”

Anak itu menyahut, “Wahai Amirul Mukminin, ayahku belum memberi satu pun hakku. Ibuku budak berkulit hitam beragama Majusi. Ia memberiku nama Ju’al (kumbang yang berlumuran kotoran hewan). Ia belum pernah mengajariku kitab Allah meski hanya satu huruf.”

Kemudian Umar berkata pada sang ayah, “Kamu datang padaku mengadu kedurhakaan anakmu. Sementara kamu telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berlaku buruk padanya sebelum dia berlaku buruk padamu."

Orang tua durhaka manakala dia ingkar terhadap perintah Rabb-nya dalam memenuhi hak-hak anak yang menjadi amanah dari-Nya. Hak anak antara lain; dididik, dibimbing, diberi teladan,  dipenuhi kebutuhan pokoknya, disayang, diperhatikan, dan seterusnya.

Dan tanpa disadari perilaku buruk orang tua akan mudah ditiru oleh anak. Karakter, sikap, dan kebiasaan ayah bunda yang dilihat dan dirasakan sang anak akan direkam dan dipraktikkan. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitulah kata peribahasa.   

Maka ayah bunda hendaknya bermuhasabah bila menjumpai ananda berperilaku tidak sebagaimana mestinya. Jangan-jangan di balik kenakalan atau kemaksiatan tersebut ada kontribusi orang tua dalam mewujudkannya. Ya, bagaimana pun tak ada orang tua sempurna. Mungkin tanpa sengaja ada kesalahan pengasuhan yang membuat anak berperilaku menyimpang. Mengapa tidak tunjuk diri untuk mengevaluasi daripada tunjuk sana-sini mencari kesalahan orang lain?

 

Ortu wajib mendidik anaknya
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anaknya. foto: ASF/Canvapro

Didik Anak dengan Agama

Sebaik-baik pemberian orang tua kepada anak adalah pendidikan yang berbasis akidah Islam. Inilah jaminan kebahagiaan sekaligus keselamatan dunia akhirat. Bila orang tua tak membekali agama, bagaimana ananda paham konsep halal haram, apa yang dilarang dan dibolehkan, mana yang benar dan salah?

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendidik anak berlandaskan agama;

Pertama, menanamkan iman sebagai asas (pondasi). Inilah kunci sukses salafus shalih dalam mendidik putra-putrinya. Iman yang menjiwai ananda akan menjadi pelindung sejati di mana pun dan kapan pun mereka berada. Selalu merasa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengawasinya. Muncul rasa takut dan malu kala hendak menyelisihi aturan-Nya.

Kedua, memahamkan syariat agama. Orang tua menjelaskan hukum perbuatan; wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Memberikan contoh mana yang halal dan haram. Hingga mereka bisa membedakan yang baik dengan yang buruk. Serta termotivasi untuk menjalankan dalam keseharian.

Ketiga, pembiasaan sejak dini. Menjadi manusia taat syariat itu butuh proses dan pembiasaan. Sejak kapan? Semakin dini anak dibiasakan maka ketaatan akan lebih mudah dibentuk. Contoh; membiasakan menutup aurat dengan kerudung dan jilbab bagi anak perempuan, shalat, dan lain-lain.

Keempat, keteladanan. Orang tua juga mesti memproses diri menjadi sosok shalih-shalihah. Tak bisa hanya menuntut anak menjadi pribadi islami, ayah bunda pun mesti menshalihkan diri. Jangan jadi orang tua 'jarkoni' (iso ujar ora iso ngelakoni/bisa bicara tapi tak mampu melakukan). Contoh bisa jadi lebih efektif daripada sekadar kata.

Kelima, mengarahkan sirkel teman yang baik. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Keenam, menjalin bonding (ikatan emosional) yang erat. Bonding yang kuat akan terwujud manakala orang tua dan anak sering berdialog, berbicara dari hati ke hati, curhat tanpa beban, hingga masing-masing bisa menyelami pikiran dan perasaan antarmereka. Bonding kuat akan menjadi modal bagi anak menghadapi hiruk-pikuk persoalan di sekitarnya.  

Ketujuh, memberikan makanan halal dan thayyib. Hendaknya orang tua hanya memberikan makanan yang halal dari sisi zat maupun cara memperolehnya. Pun mengandung gizi yang menunjang tumbuh kembang mereka. Jangan pernah memberi makanan haram pada ananda karena; bisa menghalangi dikabulkannya doa, sulit mendengar nasihat kebaikan, dan malas beramal shalih.

Kedelapan, mendorong anak untuk thalabul ilmi. Terlebih belajar ilmu agama yang bersifat fardhu 'ain, sebagai bekal menjalani kehidupan. Anak tentu lebih bersemangat apabila orang tua juga membersamai dalam belajar.  

Kesembilan, mendoakan anak agar menjadi generasi shalih-shalihah. Pun sebagai pemimpin bagi orang-orang bertakwa. Doa yang diajarkan untuk dilantunkan yaitu;

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyejuk pandangan mata, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al Furqan: 74).

Anak shalih menjadi investasi akhirat orang tua


Demikian langkah-langkah orang tua dalam memberikan pendidikan berbasis agama Islam. Jika ayah bunda tak mau berpayah-payah mengajarkannya, bukankah itu artinya merelakan ananda untuk dididik oleh lingkungan serba sekuler dan liberal seperti saat ini? []

 

Kontributor: Puspita Satyawati (Pemimpin Redaksi Muslimah Inspiratif, Narasumber Kajian Islam)


Kirimkan Wakaf Jariyahmu untuk saudara kita yang membutuhkan di link https://linktr.ee/id.berbagikebaikan