ID.BERBAGIKEBAIKAN.COM-"Maafin orang itu ya? Ga mau!" Kalimat ini tengah nge-tren di TikTok. Banyak warganet mengunggahnya
disertai foto atau video mereka. Lalu bagaimana komentar lainnya?
"Gamauuu sampe kapan punn."
"Biar pun mulutku memaafkan tapi hatiku
masi menyimpan dendam yang sangat dalam."
"Gamau dan gakan mau, biarin dikata dendaman
juga."
"Maafin sih cuma kalo diinget2 sakit
banget."
"Masih sakit hati sampe sekarang."
"Bukan gamau maafin, tapi jujur sakit banget."
Dari sebuah unggahan, komentar-komentarnya
nyaris seragam. Mayoritas menyatakan sulit untuk bisa memaafkan. Ya, siapa sih
yang tak sakit hati bila diperlakukan tidak baik? Entah itu secara lisan;
dicaci-maki, dihina, difitnah, atau dengan tindakan; dipukul, ditendang,
ditampar, dan lain-lain.
Meski terkesan negatif, rasa ini adalah
anugerah Ilahi. Salah satu bentuk dari naluri mempertahankan diri (gharizatul
baqa'). Sakit hati pasti ada dalam diri manusia karena bagian dari
penciptaannya dan secara fitrah ada bersama eksistensi manusia. Seperti halnya
manifestasi naluri mempertahankan diri lainnya, misalnya rasa takut, gelisah,
membela diri, dan sebagainya.
![]() |
Ilustrasi sakit hati adalah hal wajar. Foto: Indonesia Berbagi Kebaikan/Canvapro |
Hanya saja meski wajar adanya, sakit hati
jangan dipelihara ya. Apalagi dibiarkan lama bersarang di dada. Karena rasa ini
begitu menyiksa jiwa. Bahkan berpengaruh pada kesehatan raga. Bila sakit hati
menggerogoti, hidup dipenuhi rasa sedih, marah, kecewa. Akibatnya orang akan
memiliki kecemasan berlebihan hingga gangguan fisik seperti nyeri dada, sulit
bernafas, hingga asam lambung naik. Maka agar semua rasa negatif itu sirna dan
hidup kita jadi lebih bahagia, maafin yuk!
Maafin Yuk!
Memaafkan. Satu kata yang mudah diucapkan.
Tapi tidak semua orang mampu melakukan. Tak mudah memang. Dibutuhkan hati lapang dan pemikiran yang tak
lagi pusing dengan dunia. Sejatinya, orang yang mudah memaafkan tidak lagi berharap
balasan apa-apa. Biasanya orang yang mudah melakukan ini, segala aktivitasnya
di dunia dilakukan dengan sungguh-sungguh, fokus dan tawakal sehingga percaya
pada hasil akhir di tangan-Nya.
Dalam Islam, memaafkan merupakan sifat
terpuji dan bagian dari akhlak mulia yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa
Ta'ala pada para Nabi
dan hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS. Al A’raaf: 199).
Adapun balasan bagi orang yang memaafkan
kesalahan orang lain antara lain; pertama, pahala dari Allah yang tidak
terbatas. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa
Ta'ala, “Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat
baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy Syuara: 40).
Kedua, kemuliaannya bertambah di mata Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam bersabda, “Tidak ada orang yang memberi maaf kepada
orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang
yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).
Ketiga, surga. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru, 'Di manakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!' Dan wajib bagi setiap Muslim bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam surga-Nya.” (HR. Ibnu Abbas).
Keempat, jiwa lebih
tenang dan fisik lebih sehat. Saat seseorang menyimpan sakit hati atau dendam
dalam kurun waktu lama, tentu hatinya selalu diliputi rasa gelisah. Solusi
terbaiknya adalah memaafkan kesalahan orang lain, sehingga rasa dendam bisa
lenyap dan hati jauh lebih tenang. Gangguan fisik pun menghilang.
Demikian balasan atau keutamaan yang akan
diraih bagi orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Besarnya balasan
dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi para pemaaf tentu
sebanding dengan sulitnya upaya memaafkan. Inilah the power of forgiveness.
Kekuatan untuk memaafkan.
Memaafkan Orang
Sebelum Tidur
Ada kisah seorag sahabat yang dijamin masuk surga karena amalan rutinnya sebelum tidur. Apakah amalannya? Sebelum tidur orangtersebut selalu memaafkan orang-orang yang berbuat salah pada dirinya.
Mungkin orang
menganggap amalan itu ringan tapi ternyata tak mudah dilakukan banyak orang,
bahkan banyak sahabat yang tidak mampu mengerjakan amalan tersebut.
![]() |
Kisah Shahabat Rasulullah masuk surga jalur memaafkan. Foto: Indonesia Berbagi Kebaikan/Canvapro |
Suatu hari, saat Abdullah bin Amr bin Ash sedang duduk di masjid bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat lain, Beliau mengatakan seorang ahli surga akan masuk ke dalam masjid tersebut. Saat itu, mata para sahabat tertuju pada pintu masjid. Lalu masuklah seorang sahabat kemudian duduk. Namun, wajah sahabat itu tidak dikenal. Namanya pun banyak yang tidak tahu.
Pada hari kedua,
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam kembali mengulangi perkataan beliau, "Akan
masuk seorang ahli surga ke dalam masjid." Tak berapa lama, masuklah orang
yang sama. Kemudian dia duduk.
Hari ketiga
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam kembali mengulangi perkataan beliau, "Akan
masuk seorang ahli surga ke dalam masjid." Lalu masuklah orang yang sama.
Setelah masuk dia duduk.
Abdullah
bin Amr penasaran dengan sahabat yang disebut Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam
selama tiga hari berturut-turut sebagai ahli surga. Kemudian dia bertamu ke rumah sahabat itu. Dia ingin
mengetahui amalannya. Bagaimana ibadahnya?
Dia akhirnya
menginap dan tidur satu kamar dengan sahabat tersebut. Selama berada di rumah
sahabat itu, Abdullah bin Amr tidak menemukan amalan yang istimewa. Sahabat
tersebut tak terlihat shalat malam. Pada tengah malam, dia terkaget bangun,
berdoa, berzikir, lalu tidur lagi. Jelang subuh bangun kemudian wudhu dan berangkat
ke masjid. Paginya tak terlihat puasa sunah.
Abdullah bin Amr
lantas menjelaskan tujuannya bertamu ke rumah sahabat itu. "Sebenarnya saya
bertamu itu ingin mengetahui amalan apa yang Anda lakukan sehingga Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam mengatakan Anda termasuk ahli surga. Sementara yang saya
lihat tak ada yang istimewa."
Orang itu
menjawab, "Seperti yang Anda lihat. Sebenarnya saya hanya begini saja,
saya beribadah sesuai kemampuan. Tapi sebelum tidur saya selalu memaafkan semua
orang yang berbuat salah pada saya. Saya bersihkan hati saya dari hasad, iri
kepada kaum Muslim."
Kata
Abdullah, "Karena amalan itulah Allah memuliakan kamu. Dan itu yang tidak
kami miliki karena kadang jengkel kepada orang yang menyakiti."
Masya Allah... amalan yang seakan ringan.
Tapi tak semua hamba mampu melakukannya bukan? Semoga kita tumbuh menjadi
pribadi pemaaf sehingga layak mendapat balasan berupa surga dari-Nya. Aamiin.
[]
Kontributor: Puspita Satyawati (Pemimpin Redaksi Muslimah Inspiratif, Narasumber Kajian Islam)
Pilih dan Kirimkan Wakaf Jariyah Terbaik Kesukaanmu ke https://linktr.ee/id.berbagikebaikan