ID.BERBAGIKEBAIKAN.COM- Kecil dimanja, remaja hura-hura, tua kaya-raya, mati masuk surga. Inilah adagium favorit bagi manusia beraliran hedonisme pragmatis. Ingin kaya tapi tak mau kerja. Ingin masuk surga tapi tak ada upaya. Memang bisa?
Gaya hidup serba cepat (instan) yang disukai oleh
manusia modern, tak hanya berlaku saat memasak mie atau makanan lainnya. Pun
berlaku dalam aktivitas mencari harta. Sistem kapitalisme sekuler telah sukses
mendidik manusia untuk hidup sekadar kejar materi, mata duitan, dengan cara
instan. Halal-haram? Sama sekali tak diperhatikan. Mayoritas masyarakat
menganut prinsip ekonomi kapitalisme yaitu sekecil-kecilnya usaha demi
memperoleh hasil sebesar-besarnya.
Banyak orang berhalusinasi cepat kaya dengan judi online. Foto: ASF/Canvapro
Jadilah cara instan menjadi pilihan utama. Mengapa
judi online (judol) sangat marak di negeri ini? Salah satunya karena si pelaku
ingin dapat cuan melimpah tanpa kerja keras dan susah. Pola pikir
seperti ini juga membuat orang berperilaku nyeleneh. Coba buka akun
TikTok, Anda akan menjumpai unggahan aneh-aneh. Demi meraih viewer dan gift,
batas kesopanan diterabas bahkan tak mengindahkan nilai-nilai agama. Berjoget
dengan gaya sensual, membuka aurat, menyanyi dengan suara mendayu, dan
sebagainya. Demi konten, harga diri dan kehormatan dipertaruhkan. Nastaghfirullaah.
Doa Tak Segera Terkabul
Tak hanya soal cari harta atau aktivitas lainnya yang
manusia suka instan. Bahkan saat berdoa meminta pada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala juga inginnya instan.
Segera dikabulkan. Sehingga merasa galau atau sedih ketika Allah belum
memberikan jawaban.
Ilustrasi seorang muslim terus berdoa walau banyak keinginan belum terkabul. Foto: ASF/Canvapro
Mungkin kita merasa telah banyak berdoa kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dengan sungguh-sungguh
tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak atau belum mengabulkannya. Padahal semua sebab
terkabulnya doa telah dilakukan seperti; ikhlas dan tidak berbuat syirik,
memulai dengan pujian dan shalawat, yakin akan dikabulkan-Nya, memilih waktu
dan tempat mustajab, meninggalkan makanan, minuman, dan pakaian haram,
meninggalkan maksiat dan bertobat, hingga mengerjakan ketaatan dan bertawasul
dengan nama-nama Allah Ta'ala.
Sehingga hati ini terus bertanya, “Ada apa gerangan?
Mengapa doaku belum dikabulkan? Bukankah Allah Maha Kuasa dan mengabulkan doa
hamba yang meminta kepada-Nya? Apakah Allah Subhanahu Wa
Ta'ala tidak sayang kepadaku?
Pun bukankah Allah mengatakan, "Berdoalah kepada-Ku, Aku akan
mengabulkannya untuk kalian" (QS. Ghafir: 60)?
Bersabar ya, ingatlah bahwa Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam juga bersabda, "Tidak
ada seorang Muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di
dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah
satu dari tiga hal berikut; Allah akan mengabulkannya dengan segera,
mengakhirkan untuknya di akhirat, atau memalingkannya dari keburukan
semisalnya. Lalu para sahabat berkata, 'Kalau begitu kami akan memperbanyak doa
kami.' Beliau berkata, 'Allah lebih banyak lagi'” (HR. Ahmad).
Hadis di atas menerangkan bahwa seseorang yang telah
melaksanakan sebab-sebab dikabulkannya doa, insya Allah doanya akan dikabulkan
oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika tidak dikabulkan, maka akan diakhirkan atau
diberikan kebaikan oleh Allah Subhanahu Wa
Ta'ala di hari kiamat, atau
Allah sengaja tidak mengabulkan doanya di dunia agar dia terhindar dari akibat
buruk bila doa tersebut dikabulkan dan Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memalingkannya kepada
sesuatu yang lebih baik dari apa yang dipinta.
Selain itu, hadis ini juga menampakkan semangat para
sahabat dalam beribadah. Mereka mengatakan, “Kalau begitu kami akan
memperbanyak doa kami.” Itulah yang seharusnya kita lakukan kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yaitu memperbanyak doa
kepada-Nya.
Adapun dari perkataan Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam, “Allah lebih banyak
lagi,” para ulama menyebutkan beberapa makna di antaranya; pertama,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan lebih banyak mengabulkannya daripada banyaknya doa
yang kalian minta. Kedua, Allah Subhanahu Wa
Ta'ala akan lebih banyak
memberikan karunia dan keutamaan daripada doa yang kalian minta. Ketiga,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan lemah dengan banyaknya permintaan kalian, dan
lain-lain.
Hadis ini hendaknya membuat kita bertambah yakin
bahwa Allah Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui seluruh hikmah dan Maha
Sayang kepada hamba-hambanya. Teruslah bersabar meski doa belum dikabulkan,
bersyukur atas seluruh pemberian-Nya, serta selalu berbaik sangka kepada Allah Ta'ala.
Ridha Ketetapan-Nya
Sebagai mukmin, kita memahami bahwa apa pun yang
diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu baik. Di balik doa yang belum atau tidak
terkabul pasti ada kebaikan. Demikian pula, dalam doa yang dikabulkan juga
mengandung kebaikan.
Ridha. Ya, inilah sikap yang mesti dilakukan Muslim
dalam menerima setiap keputusan-Nya. Ridha terhadap Allah Subhanahu Wa
Ta'ala adalah bentuk kerelaan
dalam menerima semua kejadian yang dialaminya dengan ikhlas, sabar, dan senang
atas ketetapan yang telah diberikan. Sikap ini merupakan pintu yang paling
agung menuju surga. Pun menjadikan hati seorang hamba merasa tenang di bawah
kebijakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalam Islam, konsep keridhaan sangat penting karena
menggambarkan hubungan manusia dengan penciptanya. Seorang Muslim berusaha untuk
hidup sesuai ajaran Islam dan menjalankan perbuatan demi mendapatkan ridha
Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Konsep ini juga terkait keyakinan bahwa segala hal
yang terjadi dalam kehidupan baik suka maupun duka merupakan rencana Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Sikap tawakal (pasrah
dan berserah diri) kepada rencana-Nya merupakan bagian dari mencari ridha-Nya.
Dan sekalipun doa belum dikabulkan, bukankah Allah Subhanahu Wa
Ta'ala akan tetap memberikan
pahala? Karena berdoa adalah bagian dari ibadah bahkan Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wasallam menyebut doa sebagai otak
ibadah (HR. Bukhari). Otak adalah bagian terpenting dalam tubuh insan sehingga
setiap amalan tanpa doa seperti pokok tanpa buahnya.
Dengan demikian, jangan lelah dan bosan berdoa meski
Allah Subhanahu Wa Ta'ala belum mengabulkan tiap pinta kita. Karena doa adalah tanda
penghambaan, keyakinan, dan berserah diri kepada-Nya. Tugas hamba hanyalah
ikhtiar dan berdoa, selebihnya Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang akan menggenapkannya
dengan hasil terbaik versi Dia.[]
Kontributor:
Puspita Satyawati
(Pemimpin Redaksi Muslimah Inspiratif, Narasumber Kajian Islam)