Sunday, September 15, 2024

Bila Cinta Nabi Sang Idola, Mana Buktinya?

Tips Mencintai Rasulullah

 

ID.BERBAGIKEBAIKAN.COM- "Ummatii, ummatii, ummatii! (Umatku, umatku, umatku)!" seru beliau. Lalu berakhirlah hidup manusia nan mulia sang pemberi cahaya. Yaa Rabb, begitu mendalam cinta Rasulullah kepada umatnya. Bahkan di akhir hidup beliau, hanya kita yang ada dalam pikiran dan lisannya.

Begitu besar jasa beliau bagi manusia. Lihatlah, agama ini bisa tersebar hingga ke ujung dunia tersebab jerih payahnya. Hingga tiba ke rumah kita. Pikiran kita. Hati kita. Hingga kini umat Islam bisa bersenang-senang mengamalkannya.

Sayangnya, tak semua Muslim mau menjadikan beliau sebagai panutan. Apalagi kalangan anak muda. Mereka lebih memilih artis sebagai idola. Anda pernah mendengar hallyu? Istilah ini mengacu pada orang yang tergila-gila pada budaya Korea. Tak lagi jadi tontonan, drakor jadi tuntunan. Oppa-oppa (artis) Korea jadi idaman. Rela antre berdesakan, membeli tiket konser band K-Pop dengan harga jutaan, hingga meninggalkan shalat di waktu yang telah ditentukan.

Sebagai idol, para pesohor ini tak hanya dipuja. Tapi juga diikuti gaya hidupnya. Apa pun yang melekat di tubuhnya jadi sorotan. Beberapa hari ini boneka Labubu sontak tenar, gegara Lisa Blackpink menggunakannya sebagai gantungan kunci di tas kesayangan. Harganya yang fantastis hingga jutaan rupiah menjadi tak masalah demi bisa bergaya mengikuti sang idola. Miris, tapi inilah realitasnya.

Bahaya Korean wave


Uswatun Hasanah

Padahal bukankah Allah telah menurunkan Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai uswatun hasanah (sebaik-baik teladan)? Yang harus diikuti oleh umat Islam dari penuturan, sikap, dan ketetapan beliau.

Dengan kasih sayang-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala turunkan Islam agar hidup sang hamba tertata. Pun sebagai solusi agar setiap masalah bisa diakhiri. Lalu Allah utus Muhammad sebagai teladan bagaimana menjalankan syariat Islam. Dari bangun tidur, bangun keluarga, bangun bisnis, hingga bangun negara, semua ada contohnya. Kurang apa?

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah" (QS. Al Ahzab: 21).

Selain itu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam adalah sumber kebaikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, “Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al Anbiya: 107).

Al Qadhi Iyadh memberikan penjelasan sebagai berikut, “Dikatakan (kerahmatan Rasulullah) bagi seluruh makhluk. Bagi orang mukmin rahmat dengan hidayah, rahmat bagi orang munafik berupa amannya mereka dari pembunuhan, dan rahmat bagi orang kafir dengan ditundanya azab atas mereka (karena umat terdahulu, azab bagi yang ingkar pada Rasulnya diazab langsung di dunia)” (Al-Qadhi ‘Iyadh, Al Syifa’ bi Ta’rifi Huquq Al Musthafa, hlm. 58).

Dalam ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebut Baginda Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai manusia dengan pribadi agung (Lihat QS. Al-Qalam: 4). Surah Al An’am menceritakan nabi-nabi terdahulu; Nuh, Ibrahim, Ya`qub, Yusuf, dan lain-lain. Pendeknya, ada 18 Nabi dikemukakan di situ. Setelah menceritakan para Nabi, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan, “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka” (QS. Al-An’am: 90).

Para Nabi dan Rasul telah mendapat bimbingan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. “Maka Ikutilah petunjuk mereka,” firman-Nya. Jadi Rasulullah mewarisi kemuliaan dan keistimewaan Nabi-Nabi terdahulu sehingga membentuk akumulasi keagungan yang benar-benar agung (Al-Qadhi ‘Iyadh, Al Syifa’ bi Ta’rifi Huquq al-Musthafa, hlm. 60).

Masya Allah. Sungguh istimewa pribadi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Tak ada satu pun manusia yang setara dengan beliau. Tak hanya layak dicinta, Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam seharusnya dijadikan idola. Ya, beliaulah idola dari segala idola.

 

Tips Cinta Nabi

Ketika lisan seorang hamba telah berhias untaian kalimat syahadat Rasul yang mengiringi persaksian bahwa Allah-lah satu-satunya sesembahan manusia, lalu apa bukti cinta kita kepada manusia agung itu? Selagi nafas masih terhela, kita masih memiliki kesempatan untuk membuktikan cinta padanya. Berikut tips cinta Rasul;

Pertama, memperbanyak shalawat. Shalawat adalah bentuk pujian dan penghormatan kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Keutamaan shalawat kepada Nabi antara lain; mendapat syafaat beliau di hari kiamat, memperoleh pahala, doa terkabul, berada di sisi Nabi di surga, derajatnya dinaikkan, dosa diampuni, dan aib ditutupi.

Kedua, mempelajari shirah nabawiyah. Tak sekedar kisah sejarah,  mengkaji sirah nabawiyah akan membuat Muslim memperoleh gambaran hakikat Islam secara paripurna, yang tercermin dalam kehidupan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Dengan mempelajarinya, Muslim dapat memahami kepribadian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, mendapatkan gambaran al matsal al a’la (contoh paripurna) tentang seluruh aspek kehidupan sebagai pedoman hidup,  membantu memahami kitab Allah, serta para pembina (dai) Islam mendapat teladan cara pembinaan dan dakwah.

Ketiga, menaati Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dengan mengamalkan perintahnya dan meninggalkan larangannya. Banyak ayat Al-Qur’an yang menegaskan kewajiban ini. Salah satunya firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah..." (QS. Al Hasyr: 7).

Menanamkan cinta Rasulullah sejak dini
Menanamkan cinta pada Rasulullah sejak dini. Foto: ASF/Canvapro

Keempat, menjadikan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai hakim dan pasrah pada keputusannya (QS. An-Nisa: 65). Beberapa poin penting dari ayat tersebut adalah;  wajibnya berhukum kepada Rasulullah dalam perkara yang diperselisihkan, wajibnya melenyapkan keberatan dalam hati, serta berserah diri secara total pada semua perkara.

Kelima, meneladani metode dakwah Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam. Beliau menempuh tiga tahapan dakwah yaitu: pembinaan dan pengkaderan (tatsqif), berinteraksi dengan masyarakat (tafa'ul ma'al ummah), dan penerimaan kekuasaan Islam (istilamul hukmi). Adapun karakteristik dakwan beliau adalah fikriyah (mengubah pola pikir masyarakat menjadi islami) laa madiyah (tanpa kekerasan), dan siyasiyah (menegakkan institusi politik/pemerintahan).

Keenam, mengikuti sunahnya dalam politik dan pemerintahan. Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menghidupkan sunahku, maka sungguh ia telah mencintaiku. Dan siapa saja yang mencintaiku, maka ia bersamaku menjadi penghuni surga” (HR. At Tirmidzi, At Thabrani). Kata “sunah” pada hadis ini bermakna jalan hidup Rasul (manhaj kenabian). Sunah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mencakup semua ajaran; mulai perkara ibadah hingga politik pemerintahan. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam berwasiat bahwa sistem pemerintahan yang harus diikuti merujuk pada sunahnya dan contoh Khulafa’ur Rasyidin.

Demikianlah cara praktis mencintai Nabi. Buktikan cinta kita dengan mencintai syariahnya secara keseluruhan. Pun menghidupkan sunahnya agar Islam tegak secara total dalam kehidupan. Kecintaan ini juga mengantarkan seorang Muslim berada dalam barisan pejuang yang mengupayakan tegaknya kehidupan Islam. []

 

Kontributor:

Puspita Satyawati

(Pemimpin Redaksi Muslimah Inspiratif, Narasumber Kajian Islam)