Monday, August 5, 2024

Haniyeh dan Gaza: Jutaan Gempuran Tak Mampu Goyahkan Iman

 


ID.BERBAGIKEBAIKAN.COM- "Allah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Mahamengetahui semua tindakan. Jika seorang pemimpin pergi, yang lain akan muncul."

Tak lama, setelah mengucapkan kalimat tersebut, Ismail Haniyeh pun syahid (Rabu, 31/8/2024). Diduga akibat bom selundupan agen Mossad (dinas intelijen asing zionis) di wisma tempatnya menginap di Teheran, Iran. Seolah telah mendekati ajal, Haniyeh mengucapkannya saat berbicara dengan Khamenei yang disiarkan televisi. Hal itu mencerminkan keyakinan kokoh yang membentuk pandangan hidup dan ketegasan sikapnya menghadapi krisis Palestina selama ini (voa.com, 3/8/2024).

Bagi warga Palestina, Haniyeh dan seluruh pimpinan Hamas adalah para pejuang pembebasan dari pendudukan zionis Israel. Sosok yang mendedikasikan segenap hidupnya demi membela Al Aqsha dan Tanah Para Nabi. Yang menjaga perjuangan rakyat Gaza agar tetap menyala ketika diplomasi internasional kandas, resolusi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bak macan ompong, dan seruan pembelaan para pemimpin negara hanyalah basa-basi yang basi.

Ismail Haniyeh pemimpian politik Hamas. Foto: Amazing Sedekah/Canvapro

Percaya Janji-Nya

Tak hanya Haniyeh yang syahid. Pada April lalu, serangan udara Israel merenggut nyawa tiga putranya (Hazem, Amir, dan Mohammad) serta empat cucunya. Selain itu, setidaknya 60 anggota keluarganya turut menjadi korban kekejian zionis.

Belum lagi korban warga Gaza lainnya. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan zionis laknatullah telah melampaui 38.000 warga dan korban luka-luka menjadi 87.445 orang. Sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan jalan-jalan. Sementara ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka (kompas.com, 5/7/2024).

Meskipun hidup di tengah derita berkepanjangan entah hingga kapan; rumah hancur, logistik minim,  air bersih nyaris tak ada, sarana kesehatan terbatas, tapi tak menyurutkan ghirah perjuangan. Walau hidup di antara desingan peluru, lontaran rudal, dan dentuman bom, namun mereka terus bertahan. Bagi banyak orang, hidup puluhan tahun dalam suasana perang tentu tak mudah. Akan membuat diri lemah, putus asa, bahkan rasanya ingin bunuh diri saja.

Tapi lihatlah saudara-saudara kita di Palestina! Fisik mereka memang payah, pikiran mulai lelah, tapi mereka terus bergerak. Berjuang mempertahankan tanah mereka. Melawan penjajah Israel dengan apa yang dipunya.

Ya, mereka begitu luar biasa. Kekuatan yang nyaris tanpa batas. Kenapa? Karena mereka punya iman. Imanlah yang mengubah kata derita menjadi bara perjuangan yang terus menyala. Imanlah yang mengingatkan warga Gaza akan perintah-Nya.

Allah subhanahu wa Taala telah berfirman, “Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian” (QS. Al Baqarah: 194).

Allah SWT juga memerintahkan, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS. Al-Baqarah: 191).

Maka majulah mereka ke medan perang demi menyambut seruan Allah. Melakukan jihad defensif demi mempertahankan wilayah kaum Muslimin dari hegemoni zionis. Narasi dilawan dengan narasi. Opini dilawan dengan opini. Perang dilawan dengan perang (jihad fii sabilillah). Bukan dengan bermanis muka atau bersahabat dengan para penjajah.

Merekalah orang-orang yang selalu percaya akan janji Allah SWT. Bahkan andai seluruh dunia tutup mata, tak lagi mengarahkan pandangannya ke Gaza, itu tak akan mengurangi husnuzan mereka bahwa Allah SWT akan mendatangkan nashrullah-Nya kelak.

Tak berhenti pada keyakinan. Mereka menjemput janji dari Rabb-nya dengan ikhtiar disertai sabar dan tawakal. Para pejuang Gaza sangat memahami makna firman Allah SWT berikut, "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (QS. Muhammad: 7).

Inilah the power of iman. Para pejuang di  Gaza sukses membina diri dengan iman yang bukan kaleng-kaleng. Tapi iman produktif. Sebuah keyakinan pada Allah SWT yang melahirkan semangat berjuang, motivasi terus bergerak, meski di tengah himpitan kesulitan (penderitaan) dengan hanya mengharap ridha serta pertolongan-Nya. Masya Allah...

Yakin Kabar Gembira Rasul-Nya

Tak hanya percaya janji-Nya dalam Al-Qur'an, penduduk  Gaza iuga meyakini kabar gembira dari Rasulullah SAW dalam hadis-hadis yang menggambarkan masa depan Palestina. Sebuah hadis menjelaskan, Allah SWT menjamin Palestina tetap berdiri kuat dan menjadi tempat berharga bagi umat Islam hingga akhir zaman. Meski kaum zionis terus menyerang mereka.

Peta Palestina yang terus terkikis wilayahnya. Foto: Amazing Sedekah/Canvapro

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Rasulullah SAW bersabda:

"Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah. Orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah. Malik bin Yakhamir menyahut, 'Mu'adz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam. Mu'awiyah berkata, 'Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Mu'adz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam'" (HR. Bukhari Muslim).

Adapun negeri Syam yang dimaksud dalam hadis di atas adalah negara Palestina.

Mereka pun bersemangat menyambut kabar akan kembalinya kejayaan peradaban Islam untuk kedua kalinya di Palestina. Dari Abdullah bin Hawalah Al-Azdi, Rasulullah SAW bersabda:

 "Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundahgulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini" (HR. Abu Dawud).

Hadis di atas menyebutkan bahwa kekhilafahan Islam akan kembali berdiri di Palestina. Insya Allah...

Demikianlah, iman telah membuat para penduduk (pejuang) Gaza memiliki daya tahan sekaligus daya juang tak terkalahkan. Dari mereka, kita belajar keteguhan untuk terus "berjual beli" dengan Allah SWT sebagai satu-satunya jenis "perniagaan" yang tak pernah merugi, karena balasannya adalah jannah.

Meski berkubang duka sebagaimana dirasakan oleh warga Gaza, tetapi bukankah derita di dunia hanya sementara? Dan akhiratlah kampung abadi yang nyata. Semoga kelak surga menjumpai kita. []

Kontributor : Puspita Satyawati (Pemateri Kajian Muslimah)

Kirim Wakaf Terbaik untuk Berbagi kepada sesama ke https://linktr.ee/id.berbagikebaikan