ID.BERBAGIKEBAIKAN.COM- Untuk mendapatkan air bersih, mereka harus menyeberangi pulau menggunakan kapal sederhana hingga 3,5 km menuju mata air terdekat. Tak sampai di situ, perjalanan masih harus diempuh dengan berjalan kaki sejauh sejauh 1km. Ini pemandangan yang biasa terjadi pada masyarakat Dusun Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat musim kemarau tiba.
Bila tak berpayah-payah seperti ini, bagaimana mereka akan mendapatkan air bersih untuk berwudhu (bersuci), mandi, memasak, dan air minum? Sedangkan selama ini masyarakat memperoleh air hanya melalui air hujan dan mata air yang sangat jauh. Inilah salah satu yang bikin warga Terang hidup tak tenang.
![]() |
Berpuluh tahun kesulitan air bersih. Foto: Indonesia Berbagi Kebaikan |
Dusun Terang terletak di sebuah pesisir pantai yang berpenduduk
Muslim. Kota terdekat dari dusun ini adalah Manggarai Barat. Jarak tempuh kota
tersebut hingga tiba di Dusun Terang melalui perjalanan darat berkisar 2-3 jam.
Adapun jarak dari pusat ibukota Kabupaten Manggarai Barat sekitar 70,8 km.
Penduduk Dusun Terang berjumlah sekitar 2.930 jiwa (600 KK).
Mereka menetap di sekitar 531 rumah. Sayangnya, nasib penduduk di sini tak
seterang nama dusunnya. Wilayah ini dikenal kesulitan air tawar dan sangat
sukar mendapatkan air bersih karena kondisi alamnya.
Pertama, letaknya di pesisir pantai. Kondisi
geografis dusun ini rentan dengan kawasannya dari 8-4 Mdpl (pesisir), serta
didominasi oleh air laut dan air payau. Saat musim kemarau, dua jenis air
tersebut terpaksa digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti berwudhu, mencuci,
dan mandi.
Kedua, jangka waktu musim kemaraunya sangat panjang
dibanding musim hujan. Saat musim hujan inilah masyarakat memanfaatkan air
bersih (air hujan) untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, ada warga yang memanfaatkan sumur dangkal (sumur buatan). Pun mencari daerah yang dilalui air resapan yang sumbernya dari pepohonan serta bebatuan di daerah sungai. Namun, air yang ada ternyata masih belum cukup untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Hingga mereka terpaksa membeli air.
![]() |
Demi mendapatkan air bersih harus menyeerangi pulau. Foto: Indonesia Berbagi Kebaikan |
Pada saat tim Indonesia Berbagi Kebaikan (IBK) melakukan survei ke
lokasi proyek, terlihat masyarakat masih memanfaatkan air sungai yang payau.
Warga memanfaatkan resapan air dengan menggali pinggiran sungai di beberapa
titik, hingga nanti kembali berjumpa dengan musim hujan dan mendapatkan air.
Sungguh miris! Air sebagai sumber kehidupan, nyatanya belum semua
manusia mudah mengaksesnya. Padahal semua makhluk hidup sangat membutuhkan air
dalam tumbuh kembangnya. Sementara siklus hidrologi yang terjadi menyebabkan
volume air di dunia ini berjumlah tetap.
Dipandang dari aspek ruang serta waktu, distribusi air secara alamiah tidaklah ideal. Masalah kelangkaan air masih muncul, terutama ketika musim kemarau tiba. Maka, pengelolaan sumber daya air yang baik menjadi keharusan. Hal ini akan berdampak pada kelestarian serta keseimbangan lingkungan hidup, baik sekarang maupun masa mendatang.
Survei dan Solusi
Tim IBK didampingi oleh Ustaz Arifudin selaku partner lapang dan
beberapa warga Dusun Terang telah melakukan survei di sumber mata air (Rosok)
ke arah Pulau Seberang. Berjarak sekitar 4,5 km dari batas terakhir rumah
penduduk.
Setelah survei, tim memutuskan untuk menampung sumber mata air
tersebut lalu mengalirkannya ke Dusun Terang. Berharap air ini dapat digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari, hingga mereka tak lagi kesulitan memperoleh air
bersih.
Jenis sumber air yang ada di daerah tersebut adalah air alami pegunungan. Jarak antara dusun ke lokasi sumber mata air sekitar 4.900 meter. Ketinggian sumber mata air adalah 14 Mdpl, sedangkan ketinggian dusun adalah 8–4 Mdpl.
Proyek Sarana Air Bersih
Sebagai lanjutannya, tim IBK juga telah menyusun rencana kegiatan
Bantuan Proyek Sarana Air Bersih di Dusun Terang, Desa
Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur
(NTT).
Pertama, memompa air dari sumber air ke lokasi lebih
atas (bak induk) agar mendapat gravitasi yang lebih besar. Kedua,
pipanisasi air ke masyarakat. Dari bak induk ke dekat pemukiman, baik jaringan
induk dan cabang sepanjang total 10,5 km dengan gravitasi.
Ketiga, membuat bak dusun kap. 50 kubik. Keempat,
membuat organisasi nadzir untuk menangani manajemen air, agar air terus
mengalir ke setiap rumah warga dengan pembagian merata.
Semoga harapan warga Dusun Terang, Desa Golo Sepang, untuk
memiliki sarana dan prasarana air bersih bisa terwujud. Tentunya dengan
dukungan dan sumbangsih dari berbagai pihak. Kami tim IBK hanya bisa menjadi
jembatan kebaikan.
Mudah-mudahan para wakif mampu memahami kondisi memprihatinkan di
wilayah Muslim tersebut, sehingga kita bisa bahu-membahu dan bekerja sama demi
merealisasikan mimpi mereka. Warga Terang rindu mendapatkan air bersih secara
mudah. Tidakkah kita ingin mengulurkan tangan mewujudkannya?
Adapun nilai wakaf yang dibutuhkan sebesar Rp.3.200.500.000,-
(Tiga milyar dua ratus juta lima ratus ribu rupiah).
Kontributor :
Puspita Satyawati